Sunday, October 12, 2008

detikcom 11 oktober 2008

Teacher Solidarity for the improvement of education

Sabtu, 11/10/2008 05:35 WIB
Pendidikan Harus Jadi Alat Integrasi Bangsa
Alfian Banjaransari - detikNews
Jakarta - Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyatukan bangsa dan menanamkan nilai-nilai keindonesiaan. Sejatinya, pendidikan tidak hanya berupa pengajaran ilmu pengetahuan.

"Pendidikan tidak hanya transfer of knowledge, tapi juga sebagai media integrasi bangsa. Karena itu pengembangan pendidikan tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek pengembangan pengetahuan saja," kata pengamat pendidikan Indonesia Darmaningtyas kepada detikcom.

Darmaningtyas mengatakan hal itu usai diskusi pendidikan yang digelar Forum Guru Independen Indonesia (FGII), di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2008).

Pria kelahiran Gunungkidul, Yogyakarta, ini juga mengungkapkan kegundahannya terhadap pendidikan di Indonesia yang menurutnya terlalu berparadigma korporat.

"Seluruh wacana dalam pendidikan bersifat korporasi. Standarisasi, sertifikasi, penjaminan mutu, itu kan istilah-istilah korporasi. Ketika kita tanyakan ke pemerintah, kriteria standarisasi apa, mereka juga nggak tahu," ungkap penulis buku 'Pendidikan yang Memiskinkan' ini panjang lebar.

Darmaningtyas yang juga berkecimpung di ITDP (The Institute for Transportation and Development Policy) mengatakan, pendidikan hendaknya mendukung kearifan lokal.

"Contohnya di sekolah-sekolah diajarkan IT (information technology). Sebetulnya masyarakat butuh IT nggak? Kalau masyarakat nelayan di pesisir kan mending diajarkan bagaimana menangkap ikan yang baik dan tidak mengganggu lingkungan, begitu misalnya," tambah Darmaningtyas.

Untuk solusi, Darmaningtyas memberi saran supaya terjadi sentralisasi pada birokrasi pendidikan dan desentralisasi pada substansi pendidikan. Bagi pria yang mengaku selalu menggunakan kendaraan umum ini, pendidikan harus mampu mengajarkan kearifan lokal.

"Pendidikan harus mampu mempersatukan bangsa sekaligus mengajarkan kearifan lokal," pungkasnya.

No comments: