Thursday, September 18, 2008

http://www.prakarsa-rakyat.org

Forum Guru Independen
Tanggal : 14 Jul 2005
Sumber : Kompas

Prakarsa Rakyat, Purwokerto-Kompas: Para guru yang tergabung dalam Forum Guru Independen Indonesia (FGII) tetap konsisten dengan sikap mereka menolak model ujian nasional yang diselenggarakan pemerintah saat ini.

Selain karena bertentangan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), juga karena ujian nasional menumbuhkan budaya instan dan mengabaikan aspek pendidikan secara komprehensif.

Sikap para guru independen ini merupakan salah satu rekomendasi hasil Kongres Ke-2 FGII di Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah, yang berakhir hari Rabu (13/7) kemarin.

Selain soal ujian nasional, kongres juga merekomendasikan kepada pemerintah agar jenjang karier dan penempatan tenaga kependidikan harus didasari pertimbangan aspek profesional dan kompetensi guru. FGII juga menolak segala bentuk privatisasi dan komersialisasi pendidikan.

Ketua FGII Suparman didampingi Iwan Darmawan (Sekjen) menyatakan, ujian nasional hanya mengukur aspek kognitif dan mengabaikan evaluasi aspek afektif serta psikomotor. Ujian nasional juga dinilai telah mengistimewakan beberapa mata pelajaran tertentu dan mengabaikan mata pelajaran lain.

Dalam UU Sisdiknas jelas disebutkan bahwa hak untuk melakukan evaluasi belajar peserta didik adalah guru (Pasal 58). Adapun tugas pemerintah adalah mengevaluasi pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan (Pasal 59).

Penolakan ini adalah wujud dari sikap konsisten FGII, kata Suparman.

Dalam sesi terakhir kongres, salah satu topik yang mengemuka terkait terus berkurangnya jumlah anak usia sekolah yang masuk ke kelas I SD/madrasah ibtidaiah (MI). Kuat dugaan ini disebabkan dampak dari keberhasilan program keluarga berencana (KB).

Masalahnya, akibat berkurangnya jumlah murid baru itu, setiap tahun sedikitnya 28.000 guru kelas di tingkat SD/MI akan kehilangan kesempatan mengajar. Kenyataan ini, diakui oleh Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Fasli Jalal, sebagai satu di antara berbagai persoalan tenaga kependidikan di Indonesia. (nts)

No comments: